1)
Aku menengok ke dalam jam tangan hitammu
Para jarum tengah menghimpit angka lima
sebentar lagi senja akan berpamitan,
sebab angkasa telah ditunggui petang
tapi kau setia duduk disini
tidak memedulikan gurat-gurat emas
yang perlahan membiru,
sambil berceloteh tentang mengapa waktu
selalu iri pada kebahagiaan,
dan aku hanya mendengarkan
sambil menatapmu dalam kekaguman
2)
Suatu hari kita pernah saling bertatapan,
sebelum aku mengalihkan pandangan
karena malu sampai seujung badan
aku tidak paham kenapa kamu pun
tampak kebingungan,
apakah sesungguhnya karena kita
saling berbagi rasa dalam keheningan?
3)
Hari hujan mengurungku di ruangan ini
aku hanya memandangi garis-garis air di luar jendela
sambil sesekali memperhatikanmu di ujung sana,
yang tengah mencoret sesuatu di buku
Dengan perlahan kau duduk di sampingku
sejak itu hujan identik dengan jatuh cinta dan wajahmu
4)
Aku ingin menjadi teh hangat seduhan ibumu,
yang menjadi penghangatmu kala hujan turun
Aku ingin menjadi sajadah alasmu bersujud,
sebab aku ingin berdoa bersamamu
Aku ingin menjadi biru di langit siangmu
dengan begitu aku bisa menghujanimu
dan kau pun tahu aku merindukanmu
Aku ingin menjadi getar halus yang nyata,
sebab aku ingin kau dan aku jatuh cinta
5)
Kau adalah dua lensa yang tidak sanggup menyapa,
tapi paling ku suka dari sekian kacamata
Kau adalah untaian kata merajut makna
yang dituturkan orang yang jatuh cinta
Kau adalah gula-gula pada segelas coklat,
dingin tapi membuatku terpikat