samedi 27 septembre 2014

Ingatkah Kau?

Ingatkah kau, waktu itu kita duduk berdua
dan malam telah mencapai larutnya.
Ia merengut kenapa kita masih bercanda
dan betah lama lama bersama.

Ingatkah kau, waktu itu kau mengantarku
sampai ke depan pintu rumahku.
Kini hanya namamu yang sampai padaku
dengan diantar angin yang mengacak rambutmu

Ingatkah kau, bagaimana hujan memerangkap kita berdua
sebab ia pun ingin berjumpa dengan bumi kekasihnya
sebagaimana dua manusia di bawahnya.
Dan kita hanya duduk bersama,
hanya duduk tanpa bicara apa-apa,
sebab kata dapat merusak suasana.

Ingatkah kau, ketika kita beradu lari
supaya kau bisa mengejarku.
Dan kini dengan tersingkapnya tabir
Aku ingin berlari, terus berlari
entah untuk mendekatimu
atau menjauhimu


Dreamcatchers

Our dearest and noble thinker Mr. Aristotle once said,
Hope is a waking dream.
In my own opinion, a dream is as natural as breathing, it comes naturally from your self and a dream will find its own way to influence your self to make it come true. It's one of the most wonderful feelings ever to feel excited over your own dream. That's why, a dreamer is never too sad, if love blows them down to the ground, at least, they still have dreams to live and achieve. A dream will never make you feeling empty. And once you dream, you will hope as well. The next thing that happens is the hope will stimulates you to make efforts and to start a first step.

Sebagai penekanan, terkadang mimpi adalah sebuah petunjuk untuk garis takdir diri kita sendiri. Tuhan seringkali memberi wangsit-wangsit berupa mimpi-mimpi besar dan luar biasa dalam diri kita yang biasa saja. Tekankan bahwa Tuhan tidak akan memberi kita mimpi sedemikian luar biasa jika tidak ada kekuatan dalam diri kita untuk mencapainya.

Tapi, kita cuma orang-orang biasa, kekuatan apa yang kita punya?

Kekuatan itu ada pada diri kita sendiri. Kekuatan itu adalah seberapa besar tekad yang kamu punya untuk mewujudkannya dengan usaha-usaha kerasmu, seberapa besar kegigihan yang kamu punya untuk terus berusaha, dan seberapa besar kamu percaya pada dirimu. Dengan kekuatan itu, orang-orang biasa bisa mencapai mimpi mereka yang luar biasa.

Kita harus berani bermimpi. Kita harus berani menuliskan mimpi-mimpi itu pada dinding-dinding tak bersuara dan membacanya tiap hari. Saya punya kebiasaan menuliskan mimpi dan motivasi di kertas-kertas mungil warna-warni di dinding atau kaca. Habit ini berhasil membuat saya semangat lagi dan terus berusaha. Fungsinya selain sebagai reminder untuk diri sendiri adalah juga sebagai motivator. Sederhana memang, but it works on me.

Kemudian, Mama saya adalah rahasia sukses saya. Sedikit berbagi saja, mama saya selalu menekankan kepada saya betapa pentingnya bekerja keras. Mama selalu berkata begini,
Kalau kamu mau berhasil, kamu harus bekerja keras.
Ridho orangtua adalah ridho Allah. Jika orangtuamu meridhoi mimpimu dan mendukungmu untuk meraihnya, ketahuilah, kamu telah memegang satu kunci sukses yang paling luar biasa. Mintalah doa ibu sebab itulah doa termujarab untuk diri kita.


Berlelah-lelahlah dalam berusaha, kelak kita akan menemukan manisnya kehidupan.
Itu statement yang saya jadikan pegangan karena memang berusaha keras itu melelahkan, meraih mimpi itu melelahkan, tapi melihat senyum mama saya serasa mengoleskan Counterpain pada otot-otot yang kaku dan sendi-sendi yang melinu, dan saya pun tahu satu-satunya obat untuk lelah itu ada di depan sana. Sebuah keberhasilan.

Selain itu, jangan pikirkan seberapa banyak sainganmu di luar sana. Cukup kamu tahu saja kalau sainganmu banyak, tapi jangan jadikan itu beban because it will leads you to stress. Lebih menyenangkan jika kita fokus pada apa usaha yang kita lakukan and make the best of it karena yang membedakan kamu dengan orang-orang lain dengan keinginan serupa adalah usahamu dan Allah pun menilai dari seberapa keras kamu berusaha untuk mewujudkan mimpimu.

Saya sudah pernah merasakan lari keliling kompleks 2x sehari saat bulan Ramadhan setiap pagi dan menjelang buka puasa. Saya sudah pernah merasakan otot-otot kaki saya kaku karena terlalu banyak lari. Saya sudah pernah belajar sampai saya jenuh membaca soal-soal yang tipenya begitu-begitu saja, tapi saya selalu mengikatkan diri pada kertas lembaran soal itu karena di situlah ada langkah pertama menuju sukses saya.
Semua itu melelahkan, tapi demi meraih mimpi saya, saya tidak ingin berhenti berusaha.
Semua itu melelahkan, tapi kita juga harus bisa memotivasi diri. Lihatlah jauh ke depan sana, lihat apa yang akan kamu dapatkan jika kamu bertahan dengan semua lelahmu.

Dan kini, usaha keras saya sudah terbayarkan.
Meskipun masih ada kerja keras kerja keras lainnya yang tengah duduk manis menunggu saya di depan sana.

Saya ingin sedikit cerita dari saya ini bisa menginspirasi dan membuat semangat membuncah untuk meraih mimpi-mimpi. Sebagai anak muda, kita harus punya mimpi dan keberanian untuk mewujudkannya. Dan, mimpi adalah pemanis dari kehidupan ini. Tanpanya, hidup hanyalah jalan raya bebas hambatan yang tak memberi kesan apa-apa, tapi dengannya, hidup adalah sebuah perjalanan dengan banyak cerita untuk dibagikan dan kesan yang menjadikan hidup ini lebih bermakna.

All our dreams can come true, if we have the courage to pursue them.
Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world.

And, finally, this...
The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams.Eleanor Roosevelt 


vendredi 26 septembre 2014

Senja Yang Tenggelam Di Matamu

Aku ingin kita terperangkap dalam waktu
di suatu senja yang menjingga di suatu tanah rantau,
atau di malam menjelang larutnya
dimana kita sendiri dengan diri-diri kita
dan tak ada yang lihat atau peduli

Aku ingin terperangkap dalam waktu denganmu,
duduk bersama saja sambil bercanda
atau, aku yang hanyut pada senja yang tenggelam di matamu
dan kau yang menautkan jari kelingkingmu padaku

Kau bilang, "Aku ingin kita saling berjanji."
tetapi aku berkata, "Kita tak butuh janji untuk bersama."
Lalu kau diam dan tampak tak setuju sebelum aku membuatmu mendengar,
"Bukankah sama saja? Bahkan sekarang pun kita sudah bersama."
Kau diam.
"Dan aku pun takut. Jagalah dirimu. Jagalah diriku."

Sebab aku telah setuju menjadi perempuan yang menaruh hatinya padamu,
dan kau telah melangkahkan kakimu lebih dahulu
Bila bahkan daun yang gugur di atas kepalamu tahu,
maka seisi alam pun telah tahu dalam isyarat-isyaratnya.
Sepasang makhluk baru saja jatuh cinta.

Dan Tuhan menggariskan cara lucu untuk kita bertemu,
sebab, bila itu cara yang diinginkan Tuhan supaya aku mengenalmu,
supaya aku bisa menertawakan kehidupan,
dan supaya menjadi sedemikian bahagia.
maka Tuhan telah menemukan cara yang tepat.

Demi Seseorang Dengan Senyum Di Wajahnya

Barangkali aku ingin jadi daun yang gugur di kepalamu,
supaya aku tahu bagaimana rasanya berada disana.

Atau, menjadi angin yang mendesau pelan,
seiring langkah-langkahmu di suatu siang,
demi menawar terik matahari yang menyengat kulitmu.

Atau, jadi pemanis dalam mimpi malam harimu,
supaya dalam malam-malam yang dingin kau tak sendiri.

Atau, jadi sehelai sajadah tempatmu bersujud,
yang mendengar untai doa-doa dari bibirmu,
supaya aku bisa ikut mengamininya untukmu.

Apapun akan ku jelma,
tetapi, satu yang ingin ku pastikan padamu,
aku ingin jadi alasan mengapa kau jatuh cinta.

Pada Waktunya

Pada waktunya, aku tidak ingin kita saling berjanji
meskipun saling dicekam rindu.
Sebab, bersama adalah suatu ketidakpastian
dan perasaanmu itu bisa saja terus kau diamkan,
tanpa pernah sempat tersiratkan oleh satu dua kata.

Bersama heningnya pagi yang menimang harapan baru,
akan ada hari-hari baru.
Yang kita tahu,
hari itu sudah berlalu.
Yang kita tidak tahu,
barangkali Tuhan setuju bila kita bersatu.

Tuhan dan rencanaNya

Alhamdulillah, ada kabar gembira untuk kita semua.
Bukan, bukan soal ekstrak kulit manggis itu.
Tapi, alhamdulillah, saya sudah resmi menjadi mahasiswi STAN Spesialisasi D1 Pajak 2014 di BDK Malang.
Saya ingat siapa orang yang minta saya daftar STAN dulu, kakak saya, dan saya tau dia bangga sama adeknya yang manja ini.

Tapi, kalo boleh jujur, saya juga agak sedikit kecewa waktu saya dapat jurusan D1-nya, bukan D3-nya. Setelah ospek di BDK, saya baru tau kalo ternyata rata-rata temen cewek saya waktu tes kesehatan dan kebugaran larinya cuma dapet 3,5 putaran. Bukannya mau pamer, tapi waktu tes saya alhamdulillah dapet 4,5 putaran dan saya juga merasa tes wawancara saya cukup bagus.

Bukannya saya nggak bersyukur, saya justru bersyukur akhirnya mimpi saya terwujud untuk belajar di STAN Pajak, saya tau kok kalo ada ratusan ribu pemuda pemudi Indonesia yang pengen banget belajar di STAN apalagi prospek masa depannya sungguh amatlah cerah dan menjanjikan. Makanya, saya nggak ragu melepas status mahasiswi ITS begitu diterima di STAN meskipun saya dapet D1. Meskipun D1, saya yakin kok, haqqul yakin, kalo ini yang terbaik buat saya ke depannya dan insya Allah bakal mensejahterakan hidup saya. Ditambah lagi, orangtua saya yang amatlah sangat ridho anak bungsunya belajar di STAN. Saya tambah yakin, karena menurut prinsip hidup saya, dimana orangtua meridhoi adalah dimana tempat kita menemukan sukses. Selain itu, saya sudah buat rencana ke depannya untuk melanjutkan kuliah D3 dan S1 insya Allah. Semoga Allah meridhoi. Aamiin Ya Allah :')
Saya juga berusaha untuk enjoy di kampus baru dan menjalaninya dengan sebaik mungkin karena saya tau, kalo dijalani dengan ikhlas, saya nggak akan merasa nyesal sudah kecewa ketika saya sudah tahu apa maksud dari rencana Tuhan ini.

Tapi, kadang, ada di saat kita harus berhenti sejenak untuk memahami ketika rencana kita berbeda dengan rencana Tuhan. Tuhan tidak pernah salah dalam setiap takdir yang Dia berikan. Tuhan juga lebih tahu apa yang kita butuhkan. Rencana Tuhan jauh lebih baik dari rencana saya. Mungkin saya akan lebih punya banyak pengalaman nantinya atau mungkin juga saya akan bertemu dengan future partner disini. Kita hanya belum tahu apa alasan Tuhan.



Dan, satu-satunya cara kita untuk tahu apa maksud Tuhan adalah dengan menjalaninya.