aku akan melangkah dalam bayang-bayang pencakar langit, takut untuk bertemu matahari. aku akan menenggelamkan kesedihan dalam keramaian, juga takut untuk menghadapinya dalam sunyi. aku akan menggambar garis yang membentuk atap-atap pencakar langit, terus sampai menuju antah berantah dimana kau berada. tapi, aku tidak akan tahu kenapa aku melakukan itu.
apa yang kau lakukan disana?
mungkin berdiam atau tengah girang atas kemenangan tim sepakbola favoritmu atau larut dalam samudra rutinitas yang pasang surut.
kadangkala mungkin aku akan bertanya tentangmu pada bulan yang menggelayut ditemani selir-selirnya, para bintang genit yang berkelip manja.
kadangkala aku akan meminta semesta membahasakan rindu padamu.
kadang aku akan menuturkan doa untuk memberimu peluk hangat jika kau menggigil disana.
kadang aku akan meminta Tuhan menyampaikan salamku padamu. Karena Tuhan adalah ujung teratas dari segitiga ini sementara aku dan kamu pada sudut-sudut lain dan garis yang menghubungkanku padamu adalah jarak beratus kilometer.
lalu, suatu saat, aku akan bertanya padamu di bawah bayang pencakar langit, "gadis mana yang rela menunggumu selama sembilan bulan?"
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire