Saat ini, kita mungkin seperti dua anak angin yang berkejaran. Hendak membelah gunung, demikian mimpinya.
Atau mungkin seperti dua gemintang remaja yang saling berayun di angkasa. Hendak menerangi tata surya, demikian angannya.
Atau kita adalah kita. Dua anak manusia yang sama-sama tengah terpukau oleh gemerlap angkasa malam hari.
Mari kita menggantungkan mimpi-mimpi pada bahu para bintang yang berayun berdampingan. Sesekali, kala rindu datang dengan menyerupai bayanganmu, menengadahlah pada angkasa dan lihat mimpiku disana.
Biar para bintang itu mengingatkan perjalanan kita mendaki angkasa,
dan biar pula doa membentuk gunungan di sudut kamar berselimutkan rindu,
sebab Tuhan tengah menjagamu sebagaimana aku,
dan kita harus percaya pada rotasi waktu.
Pada malam-malam kala punggung digelayuti lelah dan pada siang-siang yang penat lagi berpeluh, ingatlah selalu satu hal ini.
"Ikhtiar dulu," demikian ucapmu padaku.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire