samedi 29 mars 2014

Surat Untuk Pemuda Biru

Untukmu,
pemuda biru.


Seiring dengan ditulisnya kalimat ini, telah ku sematkan sejuta salam hangat untukmu, pemuda biru.
 

Siang hari pada penghujung bulan Maret ini kian hari kian benderang saja. Walau seringkali memicingkan mata didera terik, aku berharap masa depan kita akan secerah itu juga. Tanggal dua puluh sembilan ini kau akan berusia delapan belas. Dewasamu mendahului aku beberapa belas minggu. Tahun lalu, aku terlalu malu memberimu ucapan selamat padahal rasa sudah nyata-nyata ada. Tahun ini, pada malam Sabtu nanti, aku ingin memberimu doa-doa pada sepertiga malam terakhir sebab doa adalah sebaik-baik hadiah yang dapat ku berikan untukmu. Dan biar waktu yang mengamininya.

Aku sangat ingin kau tidak hanya hadir dalam samudra ingatan. Tidak hanya hadir berdampingan dengan masa lalu. Sebab bagiku kau adalah satu di antara satu miliar manusia yang tampak biasa namun meninggalkan jejak-jejak luar biasa. Dan sejak hari itu, suatu hari pada bulan Maret yang terik oleh matahari, aku mengeja kekaguman seperti mengeja namamu, membahasakan rindu dengan bait-bait sajak tentangmu, dan menggambar debar-debar bahagia dalam dada dengan senyummu. Dan, aku akan berdoa supaya Tuhan menjagamu sebagaimana denganku sebab Tuhan tahu tapi menunggu.

Kadangkala, aku ingin menjadi secangkir hangat seduhan ibumu, sebab aku ingin menghangatkan pagi-pagimu.
Kadangkala aku ingin menjadi lensa persegimu, sebab aku ingin menatap dunia denganmu.
Kadangkala aku ingin menjadi sajadahmu, sebab aku ingin bersujud bersamamu dan mengamini doamu.

Sekali lagi, selamat berulang tahun yang ke delapan belas pemuda biru. Segenap doa telah kuhadiahkan untukku dan untukmu.






Dari,
pemudi merah jambu.

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire