Satu dua
tiga jam berlalu, kemudian beberapa puluh jam lagi yang habis untuk menunggumu,
akan ku kumpulkan dalam satu tumpukan. Mulanya para jam itu akan saling
mengenali dengan mudah, gara-gara tubuh mereka semua serupa, syaraf-syarafnya
dibangun dengan rindu. Mereka akan mulai saling meleburkan diri, kemudian
mengendap di dalam udara yang bebas. Bergerak terbawa udara lalu tiba-tiba berjumpa
angin gunung yang mengantarkannya kepada seseorang yang sedang dalam
pendakiannya, kamu. Mereka akan diam-diam mengikutimu, lekat dengan gerak-gerik
tubuhmu. Sekalipun, mereka tak akan membebaskan diri. Namun, rindu itu akan pecah
menjadi rintik-rintik imajiner yang siap menghujanimu kapan saja. Aku tega
mengirim rindu untuk menghujanimu, sebab rinduku ingin segera bertemu dengan
muaranya. Kamu.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire