vendredi 24 juillet 2015

Kamu tahu aku sedang apa?

Kamu tahu aku sedang apa?
Aku tahu kamu bisa menebaknya. Benar, aku membaca Norwegian Wood beberapa menit lalu sebelum memutuskan untuk berhenti, karena tiba-tiba menyeruak tanda tanya tentang apa yang kau lakukan jauh, jauh disana. Aku tak melakukan apa-apa ketika kamu mendaki. Cuma membaca novel itu, mendengarkan musik, pergi berjalan-jalan. Hanya itu-itu saja dan sama sekali tidak mengesankan. Satu-satunya kegiatan yang membuatku antusias dalah janji dengan sahabatku pukul empat sore nanti.

Apa kamu masih terus mendaki gunung? Atau, kamu sedang beristirahat? Atau, apakah kamu sudah sampai di puncak gunung dan sedang mengabadikan peristiwa-peristiwa membahagiakan di atas sana?

Sudah puluhan jam dan aku masih akan menghitung beberapa jam lagi. Aku mengeluh betapa aku terus menulis sajak, prosa, apapun tentang rindu. Norak sekali. Kamu pun akan menjadikanku bahan bercandaan karena ini. Aku bosan bertanya apa kamu juga diam-diam merindu. Aku lebih ingin dengar cerita-ceritamu saat mendaki. Aku ingin dengar hal-hal konyol apa saja yang kau alami, kemudian kita akan menertawakannya bersama. Kemudian kita akan berbicara panjang lebar lagi tentang apa saja. Tidak hanya sekedar percakapan-percakapan, aku juga ingin dengar suaramu, sayang. Aku ingin dengar suara yang wujud rekamannya kuputar ulang ketika rindu menggelitikiku.

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire