dimanche 19 janvier 2014

Anomali

Kau mengingatkanku pada secangkir kopi pada pagi di hari Minggu,
diminum pukul delapan lewat tanpa sisa-sisa rasa hangat
tapi menjadi buncah-buncah energi yang meletup semangat

Kau membuatku ingat pada gula kapas merah jambu,
tidak peduli pada batuk yang membuntutiku,
manis dari tipis yang menjadi awal dari candu

Kau seperti perbincangan absurd di malam Sabtu,
segala absurditas yang justru dengan mudah dipahami
dan menimbulkan euforia untuk terus menanggapi
dibanding kenyataan tentang rindu yang kian menjadi

Kau seperti lagu bahagia dari pengeras suara di bandara,
padahal salam perpisahan terdengar dimana-mana


Kau mengingatkanku pada senja yang jingga,
penat yang meniadakan hasrat bersepeda
namun angin setia mendesaukan sebaris nama
lengkap dengan sebait lagu jatuh cinta
 


Kau bagiku seperti subuh saban hari,
terlalu biru untuk rasa yang lugu,
terlalu dingin untuk bangun dari kasur,
tapi nyaman untuk ku tinggali
 

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire