Semalaman kucari kamu
di kota malam hari,
Di kedai kopi yang
buka hingga larut
Di bawah lampu-lampu
alun-alun kota yang temaram,
atau di bangku-bangku memanjangnya yang lengang dan muak dengan rayuan.
Ku amati satu persatu
kendaraan di antara lalu lalang,
Siapa tahu kau tengah
berkendara menerabas angin.
Kemudian kucari kamu ke taman
di antara pepohonan tua yang seram
mungkin kamu tengah berbaring di antara rerumput hijaunya,
mungkin juga kamu yang suntuk ingin main sepeda
sepulangnya bekerja
tak peduli seletih apa.
Tapi kamu tak ada,
di delapan penjuru kota ini kamu tak ada,
padahal aku
berkeliling selama delapan jam tak berhenti
dengan meminjam waktu terjaga dari jatah dua puluh empat jam.
Namun justru ku
temukan kamu
dalam bisik ibuku di
telingaku saat aku di ambang tidur,
“ia merindukanmu,
Ia merindukanmu,"
katanya.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire